BAB 4


BAB 4
ILMU SOSIAL DASAR
PEMUDA DAN SOSIALISASI


STUDI KASUS
Peranan Pemuda Dalam Sosialisasi Bermasyarakat

PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan.
Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara.
Dalam sebuah pidatonya, Sukarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.
 

Peran Ganda Perempuan


PERAN GANDA PEREMPUAN PADA KELUARGA MASYARAKAT PESISIR
bentuk partisipasi yang dilakukan oleh istri nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Angkue Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone. para istri nelayan yang ada di Desa Angkue Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone yang terdiri dari 10informan yaitu lima orang dari istri seorang nelayan dan lima orang dari istri seorang buruh nelayan. ekonomi keluarganya di Desa Angkue Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone sangatlah nyata, baik secara langsung ataupun tidak langsung.Istri nelayan di desa ini telah ikut ambil bagian dalam menambah pendapatan keluarga.Selain mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri dan perbekalan bagi suami untuk melaut, ibu-ibu di Desa Angkue juga masih aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kegiatan PKK, arisan dan pengajian sebagai wujud partisipasinya di dalam kehidupan bermasyrakat.Namun dalam ekonomi bentuk partisipasi seorang istri nelayan di Desa Angkue ada dua hal yaitu mengolah ikan-ikan hasil tangkapan suami termasuk menjualnya, selain itu juga biasanya istri-istri nelayan memilih profesi sebagai pengolah ikan asin ataupun buruh pengikat rumput laut.Ada juga dari beberapa istri nelayan yang merupakan istri dari seorang nelayan membuka usaha seperti warung makan ataupun warung bahan-bahan pokok kebutuhan rumah tangga.Dari hasil mereka ini lah, kekurangan penghasilan suami dapat ditutupi..
 

SOFTSKILL BAB II


BAB II

Penduduk masyarakat dan kebudayaan

A. Studi kasus

Rambu Solo’ Pemakaman Adat Tana Toraja
Siapa yang tak kenal dengan Tana Toraja, negeri dengan begitu banyak adat istiadat dan tempat tujuan wisata yang sangat indah. Tana Toraja, berjarak 300 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan, menyimpan berbagai macam adat dan budaya leluhur yang diwariskan oleh nenek moyang mereka dan tetap lestari hingga kini.
Setiap keturunan suku Toraja, di manapun berada, wajib menjunjung tinggi akar budaya nenek moyang mereka. Hingga kini, anak cucu keturunan suku Tana Toraja yang berada di luar negeri dan berbagai wilayah di Indonesia, akan tetap melakukan tradisi yang sama yang dilakukan oleh nenek moyang mereka ribuan tahun yang lalu.
Ketaatan mereka dalam menjalankan adat istiadat dan budaya peninggalan nenek moyang mereka hingga kini, menarik banyak wisatawan asing dan dalam negeri untuk mengunjungi Tana Toraja setiap tahunnya. Tana Toraja, kini menjadi salah satu daerah wisata andalan yang dimiliki oleh Sulawesi Selatan. Berbagai upacara adat yang dimiliki oleh Tana Toraja dan diselenggarakan setiap tahun, menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan asing
 

SOFT SKILL BAB 1


BAB I
ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM

A.   STUDI KASUS

Perkelahian Penonton Warnai Konser Jamrud

Warna dan aroma music yang ditawarkan grup music asal kota Cimahi, Jamrud memang berbasis rock. Jadi sudah pasti penampilan grup yang beranggotakan Krisyanto (vocal), Azis M.S (gitar), Roicky Teddy (bass), dan Suherman (drum) dalam “Djarum Super All-Out Tour 2005” cukup menyengat pergelaran pada rabu (16/3) malam di Gasibu tersebut, diwarnai perkelahian para Jamser (sebutan bagi Jamrud mania). Entah karena musik yang dibawakan Jamrud yang mengusung sederet tembang dalam album keenam bertajuk “Jamrud BO 18+” cukup keras atau memang para Jamser sudah jangar akibat terguyur hujan lebat. Apalagi sebagian di antara mereka terlebih dulu menonton permainan Persib saat menjamu Deltras di Stadiion Siliwangi. Gitaris Azis terpaksa beberapa kali maju ke depan panggung karena melihat Krisyanto hanya geleng-geleng kepala melihat ulah para penonton. Hamper di setiap penghujung tembang yang dibawakan Kris sudah pasti penonton akan papuket, saling pukul satu dengan lainnya. “sudah-sudah, kalian ini dating ke sini mau nonton konser  musik apa mau cari musuh. Kalo nonton konser kalian akan mendapatkan teman dan kesenangan. Kalau cari musuh, kalian hanya akan dapat bengep.” Ujar Kris dan Azis. Sebenarnya konser Jamrud dalam “Djarum All-Out Tour 2005” semalam sangat menarik untuk ditonton dan dinikmati. Tidak saja enak di di telingan, tetapi juga indah di mata. Bagaimana tidak, tembang yang dibawakan Kris dibantu additional gitar Surya dan additional terompet Andre dan Yulianus, sangat akrab ditelinga para Jamser. Belum lagi didukung tata cahaya dan sound dengan kekuatan ratusan ribu watt yang cukup membuat dada penonton bergetar. Membuka penampilannya, Jamrud langsung menggebrak lewat tembang bertajuk “Setan 666” dengan music yang didominasi permainan gitar Azis dan gebukan drum Suherman. Tembang ini semacam sindiran bagi mereka yang kecanduan memasang kode buntut dan berupaya mencari nomor jitu ke perkuburan sehingga pada akhirnya hanya bertemankan setan. Mungkin karena tembang yang sebenarnya menjadi salah saatu tembang jago Jamrud dalam “Jamrud BO 18+”, penonton hanya mengapresiasikannya dengan melompat-lompat. Usai lagu tersebut, mereka mengakhirinya dengan saling doron dan berlanjut dengan saling hantam satu dengan lainnya. Kejadian pembuka ini berlanjut pada tembang “Anjink” yang lirik maupun musiknya keras. Hal serupa juga terjadi saat tembang “Anti Sosial”, “Negeri Makmur”, dan “Kapten Kris”. Hal ini mengundang petugas mengamankan situasi, mereka yang berulah ditarik ke luar arena. Ketika hujan mulai reda seiring meredanya ulah penonton, meluncurlah tembang “Suti-Tejo” yang dicomot dari album “Ningrat”. Demikian pula tembang “Gaya” dari album “Ningrat”, dan tembang “Hello Penjahat”, “Naksir Abis” dari album “Sydney 090102” yang merupakan tembang lawas milik Jamrud membuat penonton mampu menikmati pergelaran.